Insinyur Merupakan Kunci Utama Masa Depan Ibu Kota Nusantara

Implementasi pembangunan Infrastruktur IKN pada Tahap 1 pada 2022-2024 mempunyai konsep Smart City yang menunjukan karakter hutan yaitu Smart Foresty City.

Konsep ini diusung langsung Menteri PUPR, Mochamad Basoeki Hadimoeljono. Adapun, alur kerja pengembangan dan pembangunan infrastruktur ini menjadikan kunci pengembangan kota dimasa depan.

Wakil Sekertaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Andira Reoputra, mengungkapkan, bahwa infrastruktur menjadi kunci utama dalam pengembangan perkotaan IKN.

Konsep Smart Foresty City, kata dia, merajut pengembangan perkotaan yang dilihat dari Model Finger Plan City untuk aspek infrastruktur di dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 hektar.

Infrastruktur prioritas yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR antara lain Istana Kepresidenan, Masjid Negara, perkantoran kementerian/lembaga, penataan kawasan sumbu kebangsaan dan tripraja, hunian ASN, jalan akses dan jalan lingkungan tahap awal.

“Infrastruktur dasar permukiman seperti penyediaan air baku melalui Bendungan Sepaku Semoi dan beberapa bendungan lainnya,” kara Reoputra, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/4).

Kegiatan Pembangunan Infrastruktur IKN ini akan mendorong para insinyur diseluruh lembaga baik pemerintah, swasta dan akademisi.

Lalu, menurutnya, yang telah memiliki dan mempraktikkan nilai keinsinyuran dalam PII, sejak para calon insinyur menempuh pendidikan teknik, menjadi sarjana, lalu menjadi insinyur profesional, sertifikasi hingga memiliki standar global yang akan berperan besar dalam proses pembangunan IKN yang sejak awal perlu melakukan langkah-langkah antisipatif, mulai dari pilihan model perencanaann infrastruktur, pendekatan, dan pelaksanaannya semua berbasis pada keahlian para insinyur.

Para ahli insinyur dibidang Infrstrukur bisa melihat bagaimana konsep perkotaan di luar negeri yang memberikan strategi untuk pengembangan wilayah metropolitan salah satu contahnya seperti Kopenhagen, Denmark.

Menurut dia, rencana Kopenhagen berkembang di sepanjang lima ‘jari’, berpusat pada jalur kereta api komuter S-kereta, yang memanjang dari ‘telapak tangan’, yaitu struktur perkotaan di pusat Kopenhagen.

Di sela-sela jari, “irisan” hijau dimaksudkan untuk menyediakan lahan untuk pertanian dan tujuan rekreasi, ini yang dibutuhkan juga untuk diarea KIPP di IKN tutur Reo sapaan akrab Wasekjend PII.

Ini menjadi harpan bagi Dunia engineer untuk Indoensia khususnya itu PII serta para anggotanya dapat merumuskan beberapa hal yang mendukung kontribusi para insinyur, antara lain dapat merumuskan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi infrastruktur IKN, dan khususnya terkait tiga fokus agenda G20 yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital dan transisi menuju energi berkelanjutan.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini