Masyarakat Jakarta Diimbau Waspadai DBD di Tengah Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem sedang melanda wilayah Indonesia, termasuki DKI Jakarta.

Oleh karena itu, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengintai saat musim hujan.

Kata dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat salah satunya menjaga kebersihan setiap sudut rumah. Terutama di bagian yang ada air menggenang, seperti bak mandi, ember, kaleng, dan barang bekas lainnya.

Dengan begitu, tegas Abdul Aziz, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit DBD yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

“Yang pertama harus bersih-bersih rumah sendiri. Rumah kita, istana kita. Maka dari itu dari diri sendiri, kita mulai berbenah diri. Mulai dari kamar mandi, dan dispenser, karena DBD itu asalnya dari air bersih,” ujar Abdul Aziz di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (8/1).

Ia juga mengajak seluruh masyarakat membiasakan diri hidup sehat dan mengoptimalkan kegiatan pemberantas sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus.

Yakni, menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. “Ayo semua sama-sama kita jaga rumah kita supaya bersih agar keluarga kita terbebas dari DBD,” pinta dia.

Selain imbauan kepada masyarakat, ia juga berharap Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyiapkan tenaga kesehatan (nakes), obat, dan kamar rawat inap.

Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD selama musim penghujan. “Saya berharap seluruh rumah sakit di Jakarta harus bisa menampung saudara kita apabila ada yang terkena DBD,” tandas dia.

Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi yang diprediksi BMKG bakal terjadi sepekan ini, kerap diikuti dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Karena itu, warga diminta untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue.

Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Tamansari Ngabila Salama menyampaikan, DBD merupakan penyakit endemis yang terus ada dan bertahan di Jakarta. Bahkan, DBD memiliki pola jumlah kasus yang sama setiap tahun.

Ngabila mengungkapkan, kasus DBD mulai meningkat pada setiap Desember dan akan mengalami puncak di April, sebelum akhirnya menurun kembali.

“Saat ini sudah memasuk musim penghujan bahkan diprediksi curah hujan yang lebat, untuk itu warga Jakarta diminta untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini akan timbulnya potensi DBD,” kata Ngabila, Sabtu (6/1).

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini