Hamparan pasir putih pantai Pidie, Aceh membentang sejauh mata memandang. Semilir angin akan menghantarkanmu pada jejak-jejak kejayaan Selatan Malaka. Sementara Gunung Peuet Sagoe menitipkan pesan lewat angin bahwa Kabupaten Pidie menjanjikan kenyamanan dan ketentraman dan kenangan tak terlupakan bagi siapa saja yang datang berkunjung.
Masih ingat lagu ‘Hati Siapa yang Tak Terluka’ yang dipopulerkan Poppy Mercury?. Ya, lagu itu berlatar kisah tentang cinta yang kandas di Selat Malaka. Tapi itu dulu. Zaman Poppy Mercury. Kini, Selat Malaka tak akan membuatmu terluka. Pantai Pidie justru akan membuatmu bahagia.
Pidie, adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini berada di Sigli, kabupaten ini merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar kedua di provinsi Aceh setelah Kabupaten Aceh Utara.
Jumlah penduduk kabupaten Pidie pada 2021, 435.492 jiwa, dengan kepadatan 141 jiwa dan luas 3.184 km². Terdiri dari pegunungan, hamparan sawah, dan laut. Sedangkan, garis pantai Pidie seluas 42 KM.
Lalu, 62% kawasan hutan. Pidie juga dikenal dikenal dengan geliat kuliner khasnya. Mulai dari sayur kari kambing, hasil laut berupa ikan segar, emping, dan kue khas kue apam pidie.
Pusat kota Pidie, berada di Sigli atau Kecamatan Kota Sigli merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Pidie, alun-alun kota ini yang letaknya di tepi pantai membuat banyak masyarakat lokal ataupun wisatawan terpikat oleh indahnya pantai selat malaka sembari menikmati suara deburan ombak.
Di sekeliling alun-alun Kota Sigli juga terdapat banyak tempat wisata kuliner yang sayang jika dilewatkan. Inilah kenapa harus data ke Pidie. Sebab, sangat indah, kaya budaya, dan kuliner.
“Wisata bahari. Garis pantai kita indah-indah semua. Cocok lah, untuk mandi dan bermain di laut,” Fadhlullah TM Daud, ST, di Pidie, Aceh, Kamis (24/2/2022).
Bahkan, kata dia, Pantai Mantak Tari merupakan wisata pantai di Kabupaten Pidie cukup populer dikalangan masyarakat setempat. sebab, keindahan pasir pantai berwarna hitam yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
“Warga di sana yakin betul pasir di Pantai Mantak Tari bisa jadi obat,” seru Bang Fad, panggilan bekennya.
Namun, dalam perkembangannya, kini Wakil Bupati Pidie itu, mulai mengembangkan serta mengeksplor guna meramaikan dunia pariwisata di Kabupaten Pidie. Menawarkan konsep baru, tak hanya mengandalkan eksotisme wilayah pesisir.
Salah satu yang kini mulai digandrungi wisatawan, terutama kalangan masyarakat Aceh serta Sumatra di kabupaten tersebut, adalah objek wisata di dataran tinggi. Sejumlah destinasi muncul. Misalnya, agrowisata, pegunungan, arum jeram, air terjun, dan track motor trail.
Para wisatawan berkesempatan menyaksikan panorama alam di wilayah pesisir dari dataran tinggi. Mulai keindahan hamparan hutan, lautan, tanaman masyarakat sawah, hingga lanskap kawasan laut lepas langsung berhadapan dengan selat malaka dan samudra hindia.
Dan, tentu saja, kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Kabupaten Pidie sambil menikmati aneka makanan, kopi, dan aneka kue-kue khas Pidie di warung, minuman di kafe yang berdiri di sana. “Sayangnya satwa liar, seperti harimau gajah, monyet buntut panjang dan satwa liar lain. Tapi, belum kami bisa lokalisir. Bahkan sering konflik dengan petani,” beber mantan aktivis HMI itu.
Lalu, Pidie, menurutnya, memiliki Lingkok Kuwieng. Ini merupakan sebuah tempat wisata yang menawarkan fenomena alam unik mirip Grand Canyon di Arizona Amerika Serikat atau Pangandaran, Jawa Barat, tempat ini memiliki keindahan yang terletak pada lembahnya serta air terjun kecil nan cantik.
Lingkok Kuwieng merupakan sebuah lembah yang terbentuk secara alami di sisi sungai. Bertahtakan bebatuan cantik, yang terbuat dari proses alam selama ratusan tahun menjadikan sebuah fenomena unik yang sungguh menawan.
Lingkok Kuwieng berada di pedalaman hutan Hagu, 20 km atau 1,5 jam dari pusat Kecamatan Padang Tiji, Pidie, Aceh. “Aduu….h ini, sangat indah,” ketus Ketua Majelis Daerah (MD) KAHMI Kabupaten Pidie. “Kami punya goa tujuh. Goa yang sangat bagus, 100 sampai 200 orang masih muat. Tidak kalah dengan Goa Langkawi, Malaysia,” lanjut dia.
Ya, Pidie patut berbangga. Pangkalnya, di Kecamatan Tangse, Mane, dan Geumpang, surganya buah durian.
Menurut Bang Fad, Tiga kecamatan di kawasan dataran tinggi itu memiliki sekitar 3.000 hektare kebun rakyat durian. Ratusan pohon berusia di atas setengah hingga satu abad lebih banyak ditemui. Juga, masih subur.
Kualitas buah maupun rasanya pun tidak kalah oleh durian unggulan dari mancanegara. Bahkan, daerah-daerah memiliki durian berlabel maskot karena keunggulannya.
Salah satunya bisa dilihat dari segi rasa. Durian lokal Pidie, memiliki rasa yang nikmat. Ada perpaduan cita rasa yang unik. Tidak bikin enek. Apalagi, durian unggulan lokal pasti memenuhi kriteria itu. Tidak sedikit contohnya. Di Aceh, durian Pidie sangat digemari karena citarasanya nikmat.
“Ini bisa jadi oleh-oleh dari Pidie. Durian Pidie langsung dari warga atau petani. Nikmat rasanya,” tuturnya sambil tersnyum.
Selain itu, kata lelaki berbadan tegap itu, makin banyak durian Pidie punya keunggulan pada daging buahnya yang tebal. Ciri khas yang selama ini dianggap hanya ada pada durian manca. “Kami juga punya kecamatan penghasil rambutan. Di samping wisata yang lain. Ada arum jeram dan wisata yang bagus untuk keluarga,” ucap dia.
“Kopi rabusta Pidie ini paling enak. Wanginya khas. Karena, rabusta Pidie beda dengan daerah lain. Nikmat sekali,” ungkapnya.