Oleh: Arizal, Pengamat Politik
Dua partai penguasa di DPRD DKI Jakarta tumbang. Yakni, PDIP dan Partai Gerindra suaranya terjun bebas dan anjlok pada Pemilu 2024 dan dikalahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dipastikan menjadi pemenang pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Jakarta.
Berdasar Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta Tahun 33 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024, PKS meraih 1.012.028 suara.
Perolehan ini tertinggi mengalahkan PDIP di urutan kedua dengan 850.174 suara. Padahal, PDIP menjadi partai dengan suara dan kursi tertinggi pada Pileg 2019 dan dari 106 total kursi yang diperebutkan di 10 dapil, PKS berhasil meraih 18 kursi.
Sementara itu, PDIP meraih 15 kursi atau turun sembilan kursi dan Gerindra 14 kursi atau turun lima kursi.
Sejak dipimpin Adi Wijaya atau Aming DPD PDIP DKI Jakarta tidak bisa lagi dalam mempertahankan perolehan kursi yang sudah didapatkan dari hasil Pileg 2019 sebanyak 25 kursi.
Di mana Aming harus gigit jari karena PDIP di DKI 16 kursi di DPRD DKI Jakarta, dengan hal ini tentunya Aming selaku ketua DPD telah gagal dalam menahkodai dan mempertahankan keperkasaan partai yang berlogo banteng tersebut di DKI Jakarta.
Padahal, pernah menjadi pemenang pada dua pemilu sebelumnya. Penurunan Jumlah Kursi PDIP di DKI Jakarta memang sudah terjadi pada tahun 2019 tapi tidak terlalu signifikan dari 28 kursi yang diperoleh pada Pemilu 2014 berubah menjadi 25 kursi, artinya hanya kehilangan 3 karsi saja, namun sejak dibawah kepemimpinan Aming elektabilitas PDIP mulai mengalami penurunan di DKI Jakarta.
Hal Ini, ini dibuktikan dari jumlah perolehan kursi PDIP hanya 15 kursi. Artinya 10 kursi melayang dan angka ini menjadi kekalahan terbesar PDIP atas anjloknya kursi Jakarta di bawah kepemimpinan Aming:
Anjloknya perolehan kursi di parlemen DKI Jakarta bukan hanya dialami PDIP saja, tapi juga terjadi pada partai pemenang dengan perolehan kursi terbanyak kedua pada pemilu tahun 2019 yaitu Gerakan Indonesia Raya (Gerindra),
D mana saat ini dipimpin Ahmad Riza Patria selaku ketua DPD, sama seperti ketua DPD PDIP DKI Jakarta, pada pemilu tahun 2019 Gerindra mampu mendapatkan 19 kursi dan saat pemilu tahun 2024 ini malah turun menjadi 14 kursi.
Lima kursi melayang, tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan calon presiden yang diusung oleh partai Gerindra yaitu Prabowo-Gibran yang unggul dalam pemilihan presiden versi perhitungan rekapitulasi sementara.
kekalahan yang di tuai Gerindra saat ini, dikarenakan Ariza tidak mampu mempertahankan apa yang telah dibangun Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Sebelumnya yaitu Almarhum M Taufik yang merupakan “sang designer” Politik Gerindra DKI yang telah menjadi tonggak dalam meningkatkan perolehan kursi Gerindra yang sudah mulai dirintisnya pada tahun 2009 mendapatkan enam kursi di DKI Jakarta meskipun kampanye yang dilakukanya hanya di ikuti sedikit orang.
Lalu, berlanjut pada pileg 2014 M Taufik menambah perolehan kursi Gerindra di DKI Jakarta bertambah menjadi 15 kursi dan terus bertambah menjadi 19 pada Pileg 2019. Yang paling fenomenal Almarhum M Taufik secara berturut-turut mampu memenangkan dua Gubernur DKI Jakarta yaitu Jokowi-Ahok dalam melawan koalisi Gajah, yakni pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Anies-Sandi dalam melawan ahok-Jarot walaupun sudah di dukung oleh Jokowi yang sudah menjabat sebagai presiden di pemerintahan kala itu.