Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2024 pada Rabu (23/10).
Dari hasil survei tersebut, pasangan Pramono Anung – Rano Karno berhasil unggul dari paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil – Suswono, dan paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekunbdan Kun Wardana.
Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6 persen, disusul Ridwan-Suswono 37,4 persen, dan Dharma-Kun 6,6 persen.
“Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi, disusul tempat kedua Ridwan-Suswono dan tempat ketiga Dharma-Kun,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei LSI di Channel YouTube LSI Live, Rabu (23/10).
Djayadi mengatakan, alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta adalah pengalaman di pemerintahan (23,1 persen), jujur bersih dari korupsi (15,4persen), dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (11,5 persen).
Apabila melihat hasil berbagai survei Pilkada Jakarta yang ada, terhitung sejak survei LSI (6-12 September 2024), lalu Poltracking (9-15 September 2024), Charta Politika (19-24 September 2024), dan terbaru Survei LSI (10-17 Oktober 2024), maka ada kecenderungan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono turun, Pramono-Rano naik, dan Dharma-Kun stagnan.
“Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi. Hal ini bila melihat ada 14,5 persen responden yang belum menentukan pilihan. Jadi belum ada yang dapat 50 persen + 1,” ujarnya.
Djayadi memprediksi, paslon yang bisa masuk putaran kedua adalah Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono.
“Ada kemungkinan Pramono-Rano terus naik dan Ridwan – Suwono bisa turun. Atau bisa juga rebound Ridwan-Suswono naik maka kemungkinan dua putaran sangat mungkin,” kata Djayadi.
Meski begitu, Djayadi mengatakan, bisa juga Pilkada Jakarta berlangsung Satu putaran kalau tren Pramono-Rano yang dalam satu bulan elektabilitasnya naik 13 persen terus berlanjut.
“Kalau naik lagi 13 persen pada November nanti maka bisa saja satu putaran bagi kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno,” ungkapnya.
Djayadi mengatakan, baik dua putaran maupun satu putaran, sama-sama mungkin terjadi dan belum tahu siapa yang akan jadi pemenang di Pilkada Jakarta 2024.