Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) harus cawe-cawe soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, KAHMI tidak boleh menjadi hubungan masyarakat (humas) Presiden Jokowi atau Istana Negara.
Apalagi, ada alumnus HMI yang maju sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pipres 2024. Ketua KAHMI Jaya, M Syaiful Jihad, mengungkapkan, tugas KAHMI bukan menjadi humas Presiden Jokowi.
“Tugas KAHMI memastikan demokrasi di Tanah Air berjalan dengan tertib tanpa adanya penjegalan dari kekuasan kepada bacapres siapa pun. Mereka anak bangsa,” kata Syaiful dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (6/6).
Lalu, dia menyatakan, KAHMI juga harus mengawal sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa menjadi pendapatan negara dan berkeadilan. “Tidak dikuasai oleh segelintir orang,” ketusnya.
Semestinya, KAHMI kata dia, mengingatkan Presiden Jokowi agar tetap menjaga lingkungan. Langkah awal membatalkan rencana ekpor pasir karena dapat merusak lingkungan. “KAHMI jangan jadi humas istana. Tetapi, harus cawe-cawe untuk demokrasi berjalan sehat dan penegakan hukum tak pandang bulu,” tandas dia.
“KAHMI Jaya istiqomah jalankan amanat Kanda Taufik menangkan Anies Presiden 2024-2029,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang sejumlah elite KAHMI ke Istana Kepresidenan Jakarta. Presidium Majelis Nasional Kahmi Ahmad Doli Kurnia mengungkap pertemuan itu membahas berbagai hal politik. Salah satunya penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Pak Jokowi juga menyampaikan harapannya tentang siapa pun nanti yang akan terpilih tentu harus melanjutkan ada proses kesinambungan,” kata Doli di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/6).
Jokowi, ucap Doli, mengingatkan momentum Indonesia untuk menjadi negara maju hanya 13 tahun. Dia berpendapat semua elemen bangsa harus mengawal proses transisi tersebut.
