IoT DAV 2.0 Pembuat Avatar di Dunia Metaverse

Intime – Di ajang pertemuan keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 4th Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20, Indonesia pamerkan teknologi digital untuk membuat avatar dalam dunia metaverse.

Teknologi yang diciptakan oleh PT WIRG atau WIR Group dan dikenal dengan nama Mesin Internet of Things (IoT) DAV 2.0 tersebut telah digarap sejak dua tahun lalu, dan sudah disebar di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 1.000 unit mulai 2020.

“Sudah bisa membuat Avatar, tepatnya pada November 2022 nanti sudah bisa,” kata Director Overseas Development WIR Group Yasha Chatab di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Kominfo, Selasa.

Menurut Yasha, direncanakan di bulan November nanti teknologi modern itu sudah dapat diaplikasikan dalam membuat avatar di metaverse. Selanjutnya ditargetkan pada tahun 2023 akan disebar sebanyak 10.000 mesin IoT DAV 2.0 ke seluruh tanah air, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Tahun depan, akan lebih banyak lagi yang disebar ke seluruh Indonesia,” kata Yasha.

Yasha menjelaskan, adanya teknologi itu masyarakat Indonesia dapat membuat avatar yang merupakan representasi dirinya di dunia metaverse. Sehingga, Indonesia sudah bisa langsung menggunakan metaverse saat teknologi itu sudah diterapkan secara global.

Jadi, melalui penggunaan alat tersebut, masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dalam dunia metaverse kelak dengan biaya yang cukup murah. Tanpa dikenakan biaya, bisa menciptakan avatar di dunia metaverse.

“Tidak perlu pakai kacamata augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) yang harganya cukup mahal,” tutur Yasha.

Kegunaan avatar kelak, dapat digunakan dalam kegiatan belanja kebutuhan barang yang dapat dilakukan melalui toko online di dunia metaverse. Antar-avatar baik pembeli maupun penjual yang dapat melakukan transaksi perdagangan sesuai dengan kebutuhan.

Pada saat ini, lanjut Yasha, pihaknya telah menggandeng beberapa perusahan retail swasta untuk menaruh dan mengisi etalase berbagai produk di ruang toko virtual metaverse yang dibuatnya.

“Sistem penggunaan alat itu adalah partnership, jadi bisa dipergunakan oleh banyak kalangan, siapa saja bisa pakai,” jelas Yasha.

Selanjutnya, penggunaan teknologi itu pun diyakini memberikan dampak positif pada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri. Karena, akan membuat produk yang dijajakan dapat dipromosikan semakin luas kepada konsumen di dunia metaverse.

Dengan begitu, akan mendorong kemudahan sektor swasta melakukan kurasi produk-produk UMKM yang hadir di dunia metaverse. Sehingga memberi nilai tambah dan peluang produk lokal dari UMKM Indonesia berkembang maju memberi kesejahteraan siginfikan pelaku UMKM.

“Karena kurasi yang dilakukan mudah oleh pihak ketiga, maka peluang kontribusi UMKM di metaverse juga semakin besar,” imbuh Yasha.

Untuk diketahui bahwa ajang Pertemuan Keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 4th Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 ini diselenggarakan pada 29-30 Agustus 2022 di Nusa Dua, Bali.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini