Modifikasi Cuaca Tahap 3 Rampung, DKI Masih Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem

Intime – Kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) Tahap 3 di wilayah DKI Jakarta telah resmi berakhir. Operasi ini dilaksanakan sebagai upaya mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer global, regional, dan lokal.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terdeteksi berada di Kuadran 3 (Maritime Continent) dengan spasial MJO melewati Jawa bagian barat.

“Selain itu, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif serta keberadaan monsun Asia masih berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah ini,” terang Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, Jumat (21/3)

Budi juga menambahkan pola angin di wilayah operasi bertiup dari arah Barat hingga Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 5 hingga 25 knot. Selain itu, terdeteksi adanya zona konvergensi dan konfluensi di Laut Jawa hingga pesisir utara Jawa bagian barat, yang dapat mendukung pembentukan awan hujan dan meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah yang terdampak.

“Pada siang hingga malam hari terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sementara itu, potensi hujan lebat bersifat sporadis masih dapat terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat,” ujarnya.

Dengan berakhirnya OMC Tahap 3 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berharap dampak cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dapat diminimalisir.

“Kami akan terus melakukan pemantauan kondisi cuaca serta kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi perubahan cuaca yang signifikan di masa mendatang,” jelas Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang

Michael menjelaskan pelaksanaan OMC hari terakhir telah dilakukan sebanyak 2 sorti penyemaian, Sorti pertama di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Perairan Selatan Ujung Kulon selama 2 jam 10 menit. Sedangkan Sorti kedua menyasar wilayah Perairan Selatan Banten dan Perairan Selatan Lampung selama 1 jam 55 menit.

“Secara total keseluruhan pelaksanaan OMC berlangsung sebanyak 25 sorti dengan total jam terbang 51 jam 5 menit menggunakan bahan semai higroskopis sebanyak 20 ton,” paparnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini