Intime – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta menggelar silaturahmi dengan organisasi yang menaungi Habaib, Rabithah Alawiyah (RA) di kantor Rabithah Alawiyah Pusat Jalan Simatupang. Silaturahmi tersebut merupakan momentum istimewa untuk menjawab bahwa Nahdlatul Ulama (NU) dengan para habaib tidak dapat dipisahkan.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum RA Habib Taufiq Bin Abdul Qadir Assegaf mengibaratkan, datangnya NU ke RA seperti merawat pohon yang melahirkan daun dan buah yang bermanfaat untuk umat.
Habib menuturkan, NU dengan Rabithah Alawiyah perlu saling mengenal karakter satu sama lain dengan ta’aruf. Habib Taufik juga mengatakan dengan adanya silaturahim NU dan RA maka akan terlahirlah saling tolong menolong.
“Supaya pohon itu semakin baik maka diperlukan Tazawur, saling menziarahi. Ketiga poin tersebut apabila dilakukan maka akan melahirkan hal hal yang baik,” kata Habib Taufik dituturkan Pengurus NU DKI Jakarta, Rabu (2/2).
Habib Taufik menegaskan Rabithah Alawiyah dan Nahdlatul Ulama bukanlah agama. Tidak ada perbedaan NU dengan RA dalam berthoriah. Sebab Thoriqoh NU dan RA sama sama Ahlusunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
Habib Taufik mengusulkan agar PWNU DKI Jakarta melakukan hal hal mendasar yakni memberikan edukasi terkait thoriqoh Aswaja sekaligus mengedukasi ibadah ibadah yang mendasar (ibadah sehari hari).
“Bagaimana mau wushul (sampai) kepada Allah kalau ibadah ibadah yang dasar tersebut tidak pernah diketahui dan dilakukan. Nah ini perlu diedukasi kepada umat,” ujarnya
Dikabarkan pada tanggal 2 Maret 2022 di Kantor RA Pusat direncanakan akan diadakan pertemuan dengan NU, Rabithah Alawiyah dan Forum Ulama dan Habaib (Fuhab), masing masing akan dihadirkan 10 orang perwakilan yang akan bekerjasama untuk menyampaikan dasar dasar penyebaran Thoriqoh Aswaja.
“Ta’aruf ini akan mengawali pembahasan mengenai sosial keagamaan, nanti akan dirumuskan resume tentang sosial keagamaan antara NU RA dan Fuhab,” tutupnya.
Sementara Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH. Muhyiddin Ishaq menyampaikan harapannya agar PWNU DKI Jakarta dan PP Rabithah Alawiyah dapat berkerjasama dengan baik di Jakarta dalam bidang dakwah.
Menurut Kiai Muhyiddin, NU di DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi memiliki kecintaan terhadap Habaib. Oleh karena itu, untuk menjawab kerisauan dakwah di masyarakat perlu memiliki kesamaaan dalam dakwah sesuai thoriqoh Ahlussunah wal Jamaah yang dibawa oleh para salafu sholeh atau wali songo.
Pertemuan ini dihadiri oleh Pengurus PWNU DKI Jakarta, KH Muhyiddin Ishaq, KH Lukman Hakim Hamid, Habib Ibrahim Lutfi Al Athas, KH. Ghufron Mubin, H.M. Bahaudin, H Zaenal Arifin Naim, H. Sulaiman, Husni Muchsin, H. Ahmad Rifki Muhyiddin, Faisal Romdonih, H. Moh Ridwan Idrus dan H Luthfi Amin.