Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum memutuskan secara resmi figur calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meskipun, Kamis (27/4) malam melakukam pertemuan para anggota koalisi tersebut belum ada kesepakatan.
“Capres KIB belum diputuskannya walaupun Golkar telah memutuskan Airlangga sebagai capres melalui musyawarah nasional dan PPP mencalonkan (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo sebagai capres,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Firman Soebagyo, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/4).
Dia menyatakan, KIB akan menggelar pertemuan lanjutan untuk membahas lebih lanjut mengenai sosok capres yang mereka dukung.
Menurutnya, belum adanya capres dari KIB merupakan wujud komitmen dan keseriusan koalisi itu dalam mengusung capres-cawapres.
KIB, kata dia, berkomitmen berhati-hati karena mereka harus mendukung orang yang tepat untuk memimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Firman mengatakan pula capres-cawapres yang didukung KIB kelak tidak hanya ditentukan oleh faktor popularitas, tetapi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor rekam jejak, kapasitas, kapabilitas, dan integritas.
Firman berpandangan pertimbangan terkait rekam jejak, kapasitas, kapabilitas, dan integritas itu lebih bernilai penting dari popularitas karena popularitas seseorang bisa dibentuk serta dibangun oleh lembaga-lembaga survei dan konsultan politik.
“Oleh karena itu, menentukan capres cawapres harus lebih mengedepankan rekam jejak daripada popularitas seseorang,” kata dia.
Dia menambahkan sikap hati-hati KIB dalam menentukan capres muncul karena keputusan tersebut akan dipertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia. Mereka tidak ingin rakyat memilih sosok yang salah.
“Rakyat harus diberi pembelajaran, harus bisa berpikir realistis dan rasional serta jangan emosional karena hanya melihat survei yang kadang-kadang semu dan belum tentu benar,” ujar dia.
Sebelumnya, para ketua umum (ketum) partai yang tergabung dalam KIB yakni Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Plt. Ketum PPP Muhammad Mardiono bertemu di kediaman Airlangga di Jakarta, Kamis (27/4) malam. Pertemuan itu digelar untuk membahas persoalan capres dan cawapres.